Kamis, 26 Desember 2013

PESONA DESA BUDAYA PAMPANG SAMARINDA

DESA Pampang didirikan pada era 1970-an oleh 5 kepala keluarga. Mengenai asal keluarga itu, ada dua versi yang diterima media ini, yakni dari Long Lees, Kecamatan Busang, Kutai Timur dan daerah Apokayan, Malinau. Yang pasti, keluarga ini adalah Suku Dayak Kenyah.

Hasil perbincangan media ini dengan Kepala Adat Dayak Kenyah Desa Budaya Pampang, Marten Abat dan staf humas adat, Penjaunjuk, diketahui perjuangan kelima keluarga ini sangatlah berat. Dari daerah asal, mereka mendayung perahu mereka dan berladang. Hingga akhirnya menetap di Kelurahan Sungai Siring, sekitar 20 kilometer dari Kota Samarinda.

Seiring waktu, sanak keluarga dan tetangga dari daerah asal mengikuti jejak kelima keluarga itu. Mereka akhirnya memilih menetap dan memenuhi kebutuhan hidup dengan cara bertani dan berladang. Adat budaya yang terus mereka bawa, membuat Pemprov Kaltim menjadikan Pampang sebagai Desa Budaya sekitar tahun 1991.
Rumah adat berbentuk lamin mereka dirikan ketika mereka tiba. Lamin itulah masih bisa wisatawan saksikan hingga. Bernama Lamin Adat Pemung Tawai, rumah adat itulah yang kini menjadi pusat hiburan bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Budaya Pampang.
Mulai berfoto dengan penari, warga yang berpakaian adat, hingga berfoto dengan warga yang memiliki telinga panjang.

LAMIN ADAT PAMPANG


Para Wanita Bertelinga Panjang










Lamin terbagi dalam tiga bagian, yakni bagian tengah yang telah dibangun sejak mereka tiba pertama kali, serta bagian sayap kanan dan kiri yang dibangun tahun 1994 dan 1997. Uniknya, pada bagian tengah, terdapat ukiran kayu ulin yang sangat indah.
Penjaunjuk yang juga menjadi penggerak kesenian dan penjaga kebersihan Lamin menjelaskan, dalam ukiran tersebut menggambarkan kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan Suku Dayak Kenyah.
Dalam ukiran dikatakan terdapat ukiran sosok pria yang disebutnya sebagai kepala adat yang bertindak sebagai pemimpin. Selain itu, terdapat ukiran burung enggang di sisi kanan dan kiri atas bangunan yang dikatakan menggambarkan hidup damai.
Terdapat pula dua ukiran harimau di pojok kiri dan kanan bawah yang dijelaskan sebagai sosok pahlawan. Tak hanya itu, terdapat pula tempayan yang terletak tepat di bawah kaki ukiran kepala adat yang dijelaskan sebagai tempat berkumpulnya jiwa masyarakat.
Di bawah tempayan, terdapat ukiran gong yang dijelaskan sebagai pelindung. Sehingga selamat dari bencana. “Misalnya ada hujan batu, maka suku kami akan tetap aman,” terangnya.  Bahkan ia juga menggambarkan ukiran Naga tepat di bawah gong yang menjadi simbol penjaga ketika warga suku Dayak Kenyah pergi ke sungai.
Untuk mengingat asal usul mereka, warga selalu memperingati dalam bentuk kegiatan Pelas Tahun. “Acara itu menceritakan kisah-kisah masyarakat Pampang. Biasanya akan ditentukan tema-temanya sebelum acara. Setelah disepakati, baru akan digelar acaranya,” ucap Marten Abat yang menambahkan acara Pelas Tahun selalu digelas setiap bulan Juni.
Acara itu awalnya sempat ditinggalkan masyarakat setempat, karena kegiatan itu terkait masalah kepercayaan. Tapi, kegiatan itu kini kembali dilakukan. Bukan untuk ritual kepercayaan, tapi sebatas show atau pertunjukan.
Marten Abat meminta, acara Pelas Tahun seharusnya masuk dalam kalender kegiatan Pemkot Samarinda, sehingga dapat mengundang wisatawan datang ke Desa Budaya Pampang. Targetnya, perputaran uang akan besar dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat.
“Tapi pelaksanaan selama ini selalu menggunakan dana swadaya masyarakat. Kalau pemerintah membantu, biasanya setelah dilaksanakan. Jika benar mau membantu, serahkan dananya ke kami. Nanti kami buatkan Pelas Tahun selama seminggu penuh. Sekarang ini, biasanya hanya 1 hari,” terangnya
Ada beberapa nama pejabat yang hingga kini masih melekat di telinga masyarakat, yakni mantan Wali Kota Samarinda, Kadrie Oening, dan mantan kepala Dinas Pariwisata Samarinda, Ismet dan Robby Hartono
“Walau bantuan dananya tidak sebesar yang diharapkan, tetapi pendekatan dan perhatian yang diberikan ke masyarakat membuat nama mereka terus diingat hingga kini. Sampai sekarang, belum ada lagi pejabat yang seperti itu. Kami harap Jaang bisa menjadi penerusnya,” harapnya. 
Pertunjukan Tari Tradisional di Desa Budaya Pampang



KEMEGAHAN MASJID ISLAMIC CENTER SAMARINDA

Bedug Yang Berdiri Di Depan Tangga
Mimbar Chatib
Interior Ruangan Dalam Masjid

Selasar Islamic

KUNJUNGAN KE KOTA PONTIANAK (KAL-BAR) & KUCHING SARAWAK MALAYSIA.

Selasa tanggal 1 Oktober 2013 bertolak dari Bandara Sepinggan Balikpapan menuju Bandara Soekarno Hatta (transit) dan melanjutkan penerbangan ke Kota Pontianak, sekitar jam 16.30 Wib tiba dengan selamat di Bandara Supadio Pontianak. Setelah Tiba langsung Makan di salahsatu Restoran di Kota Pontianak dan setelah itu menuju ke Hotel Star yang berlokasi di Jalan Gajah Mada. Rabu, 2 Oktober 2013, Kunjungan saya beserta rombongan Walikota Samarinda dan Sanggar Tari "Apau Punyaat" Samarinda adalah ke Monumen Tugu Khatulistiwa salahsatu icon Kota Pontianak, menuju ke Tugu saya naik Kapal Fery maklum salahsatu Jembatan tidak bisa dilewati karena penyanggah ditabrak ponton.



Sekitar Jam 13 chek out dari Star Hotel saya dan rombongan menuju ke Rumah Makan Depot 18 di Kota Pontianak, setelah itu menuju ke Rumah Adat Dayak PanjangRumah Randakng Pontianak Kalbar, kebanggaan masyarakat Dayak Kalbar.

Senin, 20 Mei 2013

MENGHADIRI RAKERNAS APEKSI TAHUN 2013 DI PALANGKA RAYA

Pada kesempata kali ini saya akan berbagi pengalaman mengikuti Rapat kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia  (Apeksi) ke IX di Kota Palangka Raya http://palangkaraya.go.id/ Kota yang di gadang-gadang untuk menjadi Calon Ibu Kota Republik Indonesia setelah Jakarta.
Hari Senin, tanggal 06 Mei 203 sekitar jam 17'00 sore saya dan rombongan khususnya team kesenian Kota Samarinda yakni "Borneo Etnica" bertolak dari Bandara Sepinggan Balikpapan menuju Kota Palangkaraya, penerbangan dari Balikpapan ke Palangkaraya tidak ada jadi kita harus transit di Surabaya.
Sekitar Jam 23'00 kami mendarat di Bandara Tjilik Riwut dan langsung menuju ke tempat Menginap yakni salahsatu Guest House yang terletak di Jalan Seth Adji yaitu Guest House "Wagga Mama" maklum Hotel di Kota Palangkaraya sudah Full Booked karena hampir semua Pemerintah Kota Seluruh Indonesia hadir di Rakenas Apeksi di sini.




Hari Selasa, tanggal 07 Mei 2013 adalah hari Pembukaan secara resmi Rakernas APEKSI IX Tahun 2013 dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Gamawan Fauzi) Rakernas juga dihadiri beberapa Dirjen Kementerian Dalam Negeri , Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang mewakili Komisi Pemberantasan Korupsi, Forum Koordinasi Daerah Pimpinan Daerah Provinsi Kalimantan Tengan, dan Walikota seluruh Indonesia.
Pembukaan Rakernas Apeksi IX Tahun 2013  dilaksankan di Swissbel Hotel Danum Palangkaraya.
dalam sambutan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Gamawan Fauzi) menekankan masalah Perekaman E KTP agar seluruh Masyarakat agar segera melakukan perekaman E KTP demi menghindari adanya tindak kriminal / kejahatan di tanah air, salahsatu contoh yakni banyaknya masyarakat di beberapa daerah yang melakukan perekaman E KTP yang berulang-ulang dan memiliki KTP Ganda.
Sore harinya sekitar Jam 15'00 Tim Kesenian dari Kota Samarinda

Rabu, 15 Mei 2013

AUDISI GITA BAHANA NUSANTARA 2013 SE KOTA SAMARINDA

Haloo....ketemu lagi...
kali ini saya akan menginformasikan tentang Audisi Gita Bahana Nusantara yang kami laksanakan setiap Tahun melalui program dari Seksi saya yakni Seksi Kebudayaan dan Kepurbakalaan di Dinas  Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda.

Gita Bahana Nusantara adalah menjaring Penyanyi yang bisa Paduan Suara untuk menyanyikan lagu-lagu perjuangan/kebangsaan yang natinya pada Bulan Agustus nanti akan tampil di Gedung MPR / DPR RI pada saat Presiden melakukan Pidato Kenegaraan Pengantar RAPBN 2013 dan Nota Keuangan di Kompleks Parlemen Senayan serta pada Peringatan Detik-Detik Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus nanti.

Fose dulu di depan Istana Negara Sambil Latihan (peserta Audisi 2012)




Peserta dari Kota Samarinda saat Paduan Suara di Istana Negara Tahun 2012


 




Seperti juga Tahun kemarin ( 2012 ) kami melaksanakan Audisi Gita Bahana Nusantara dan alhamdulillah saat itu 3 (tiga) peserta dari Kota Samarinda mewakili Kota Samarinda menuju ke Jakarta ( Istana Negara dan Gedung MPR/DPR RI ) untuk bernyanyi dalam bentuk Paduan Suara dan Orkestrasi.
Ini adalah Para Peserta Audisi tahun 2012 yang mewakili Kaltim 3 diantaranya dari Samarinda lg berfose di depan Monas




Untuk Audisi Gita Bahana Nusantara 2013 sebanyak 22 peserta yang mendaftar dan nantinya akan terpilih 4 (empat) peserta yakni 2 laki-laki dan 2 perempuan dengan type suara Alto, Tennor, Sopran dan Bass.
Kali ini Audisi kami laksanakan di tempat yang sejuk yaitu di Plaza Mulia Samarinda pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013, karena Plaza tersebut baru buka sekitar jam 10 pagi maka pelaksanaan Audisi kami mulai sekitar jam 11'00 dengan diawali registrasi peserta dan pencabutan Nomor Tampil.







Pemenang dari Audisi GBN 2013 ini nantinya akan mewakili Kota Samarinda ke Tingkat Provinsi Kalimantan Timur dan berlaga dengan Kabupaten/Kota se Kalimantan Timur. Semoga Peserta dari Kota Samarinda lolos kembali melangkah ke Jakarta (Istana Negara dan Gedung DPR/MPR Republik Indonesia)...


Sabtu, 27 April 2013

MENGIKUTI EVENT “PEKAN BUDAYA DAYAK” 2013 DI ISTORA GELORA BUNG KARNO JAKARTA


Hari Jumat, 26 April 2013 sekitar jam 07 pagi Wib. Pesawat yang saya tumpangi bersama dengan rombongan Team Kesenian Kota Samarinda mendarat di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, maklum kami take off dari Bandara Sepinggan Balikpapan sekitar jam 06 Pagi Witeng. (ada perbedaan 1 jam Balikpapan dengan Jakarta). Setelah mengumpulkan barang-barang bawaan termasuk peralatan tari-tarian dari Sanggar Tari “Apo Lagaan” dengan rombongan sebanyak kurang lebih 26 orang, kami bertolak menuju hotel yang berlokasi dekat Bundaran HI, tepat di hotel Clay jalan Blora. O…ya hari ini juga hari Wafatnya Ustadz Jefri Al Bukhari (Uje’) ustadz yang sangat kondang, semoga  alamarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT amin ya rabbal alamin.

Sabtu, 27 April 2013 bertempat di Kompleks Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Pembukaan secara resmi “Pekan Budaya Dayak 2013” akan dibuka secara resmi oleh Bapak Wakil Presiden Boediono. Beberapa atraksi kesenian yang ditampilkan para penari dari salahsatu Etnis Dayak di Kalimantan sebelum Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia membuka secara resmi Pekan Budaya Dayak 2013.




Setelah membuka secara resmi Pekan Budaya Dayak 2013 wakil Presiden meluangkan waktu untuk berkunjung ke Stand Pameran yang ada dalam gedung indoor kompleks stadion gelora bung karno. dan inilah Stand Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda.

Wakil Gubernur Kaltim Hadir juga di Stand Pameran Dinas Kebudayaan Pariwisata & Kominfo Kota Samarinda

Gubernur Kaltim Awang Farouk Mengisi Buku Tamu Stand Pameran Dinas Kebudayaan Pariwisata & Kominfo Kota Samarinda

Gubernur Kaltim dan Sekprov Kaltim berbincang-bincang di 

depan Stand Disbudparkominfo Samarinda

Beberapa kegiatan dihari pertama ini yakni ada pemaparan tentang potensi daerah masing-masing provinsi di Kalimantan untuk menarik para Investor untuk menanamkan modal dalam berbagai usaha, baik Jasa, Industri, dan Perdagangan, juga penampilan Tari-tarian Tradisional masing-masing daerah.

Minggu, 29 April 2013, hari Acara Carnaval Budaya Dayak yang diikuti seluruh Proninsi dan Kabupaten Kota yang ada di Kalimantan dengan mengambil rute start awal dimulai dari lokasi kompleks Gelora Bung Bungkarno dan jalan Jenderal Sudirman.
Bpk. Walikota Samarinda H. Saharie Ja'ang & Ibu Langsung Memimpin Karnaval Budaya Dayak






Kamis, 18 April 2013

MEMPERINGATI HARI PUSAKA DUNIA ("WORLD HERITAGE DAY") DI MASJID TUA SHIRATAL MUSTAQIEM SAMARINDA SEBERANG

        Pada hari Kamis, tanggal 18 April  2013 ternyata adalah Hari Pusaka Dunia dimana hari tersebut serentak di seluruh Dunia dan bahkan di Indonesia juga diperingati, jujur saya juga baru mengetahui dan mendengar hari Pusaka Dunia ini.
Saya sebagai Aparatur Pemerintah yang bekerja di Dinas Kebudayaan Pariwisata & Kominfo Kota Samarinda tergerak untuk memperingatinya, apalagi saya membidangi masalah Kebudayaan dan Kepurbakalaan termasuk benda-benda Cagar Budaya / Benda-Benda Bersejarah khususnya yang ada di Kota Samarinda.
Berbicara mengenai Benda Cagar Budaya / Benda-Benda Bersejarah yang ada di Kota Samarinda itu ada yakni :
  • Maqam Pendiri Kota Samarinda Lamohang Daeng Mangkona yang berlokasi tidak jauh dari Masjid Tua Shiratal Mustaqiem di Kelurahan Masjid Samarinda Seberang.
  • Masjid Tua Shiratal Mustaqiem.
  • Rumah Tua yang berlokasi di Jalan Pangeran Bendahara Samarinda Seberang
Jadi Kesimpulannya bahwa sejarah Kota Samarinda awal mulanya di Samarinda Seberang...

Ini Masjid SHIRATAL MUSTAQIEM dan Baju yang saya gunakan Kain Tenun Sarung Samarinda

Kita kembali ke ke Topik awal  yakni Peringatan Hari Pusaka Dunia yang kita peringati di Masjid Tua Shiratal Mustaqiem Samarinda Seberang.

Di Lokasi kita gelar berbagai Acara yakni  : Lomba Mewarnai untuk Anak-Anak TK,



Pentas Seni, Fashion Show oleh Komunitas Batik Samarinsa

Tari-Tarian dari beberapa Sanggar antara lain dari Sanggar dari Paser 

Itulah beberapa Kegiatan yang kita laksanakan untuk memeriahkan Hari Pusaka Dunia 2013 walaupun persiapannya agak tergesa-tergesa.  Oya pada saat Open Ceremony saya juga didaulat untuk memberi sambutan mewakili Kepala Dinas yang pada saat bersamaan juga ada acara lain di Rumah Jabatan Walikota Samarinda,  Dalam Sambutan saya mengharapkan bahwa kegiatan memperingati Hari Pusaka Dunia kita agendakan Tahun Depan 2014, dengan lokasi yang berbeda misalanya di Rumah Tua.

Sedikit Gambaran Mengenai Masjid Tua Shiratal Mustaqiem
Masjid ini konon dibangun sekitar Tahun 1881 dan katanya menyimpan cerita misteri dimana tiang penyangganya terbuat dari Kayu Ulin yang ukuran pada saat itu sangat besar dan tidak bisa diangkat oleh orang-orang, namun pada saat itu ada seorang Perempuan lanjut usia tanpa bantuan siapapun dalam sekejap bisa  Tiang tersebut berdiri..

Lokasi Masjid ini dibangun, mengingat dulu di lokasi tersebut dijadikan tempat orang-orang berbuat yang dilarang agama seperti Berjudi, Menyabung Ayam dsb.

Masjid ini pernah meraih Juara ke 2 (Dua) FESTIVAL MASJID-MASJID BERSEJARAH 
SE INDONESIA ini Prasastinya



Papan Nama Yang Menyatakan Masjid Adalah Benda Cagar Budaya



Interior Masjid yang masih Original terbuat dari Kayu Ulin 
Mimbar di tengah cukup unik
 



Jumat, 12 April 2013

PERJALANAN SINGKAT KE KOTA KELAHIRANKU MAKASSAR


Rabu tanggal 10 April 2013 tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan sekitar jam 12’00 siang langsung masuk ke waiting room menunggu take off yang rencananya jam 13’10 Witeng. Sambil menunggu panggilan untuk naik ke pesawat, saya gunakan waktu untuk memesan jus mangga sebagai pelepas dahaga selama perjalanan dari Samarinda ke Balikpapan di café ruang tunggu Bandara.
Terrdengar dari Loud speker panggilan untuk boarding segera saya beranjak menuju ke pesawat yang dimaksud dan mengambi seat pas di pintu darurat supaya kaki saya bisa leluasa ( maklum kursi di pintu darurat pesawat lebih luas ).

Perjalanan dengan pesawat dari Balikpapan ke Makassar jarak tempuhnya kurang kebih 1 jam. Pesawat landing di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sekitar jam 14’30 dan langsung dijemput sama ponakan (Acank & temannya). Langsung nuju ke Makassar via jalan Tol dan belok kea rah jalan Andalas untuk menikmati Sop Saudara + Ikan Bandeng Bakar (Bolu bahasa Bugis / Makassar ) makanan khas Sulawesi Selatan ditambah lagi dengan sambal bumbu kacangnya hmm…yummy (maknyuuss istilah pak bondan)….
SOP SAUDARA + IKAN BANDENG BAKAR

Setelah perut kenyang maklum 2 (dua) piring nasi habis saya makan langsung menuju ke Hotel di kawasan jalan Sultan Hasanuddin sebuah Hotel Berbintang, dan chek in dan dapat kamar di lantai 10. Habis menaruh barang bawaan lansung menuju ke tempat kakak untuk membawakan oleh-oleh makanan khas Samarinda yakni Amplang, dan segera balik ke Hotel untuk bersiap-siap untuk acara malam Ulang Tahun Papi Gozal yang ke 80 yang digelar di salahsatu restoran yang unik di pinggir laut “ Hotel Pantai Gapura Makassar ”,yang beralamat di Jalan Pasar Ikan Makassar, restaurannya berbentu perahu phinisi mengarah ke laut (cukup menariklah).

Sekitar jam 19’30 dari hotel tempat saya menginap langsung menuju ke Hotel Pantai Gapura tempat dilangsungkan acara Ulang Tahun Papi Gozal dan benar acara dilaksanakan di Restauran yang berbentuk Perahu / Kapal mengarah ke laut, cukup ramai undangan yang hadir dan 75 % yang hadir adalah orang yang lanjut usia baik laki-laki maupun perempuan maklum yang berulang tahun Papi yang genap berusia 80 tahun. Begitu tiba suasana sangat suka cita dan saya langsung ke meja prasmanan mengambil makanan yang sudah disiapkan dan mengambil tempat duduk sambil menyantap kami juga dihibur dengan music Electone yang membawakan lagu-lagu bernuansa nostalgia. Setelah menikmati santap malam sayapun dipersilahkan untuk bernyanyi karena pada malam itu saya di Makassar jadi saya bawakan lagu pop daerah Makassar judulnya “Minasa Ri Boritta” dan alhambdulillah dapat applaus dari para undangan yang hadir, karena sebelumnya saya diperkenalkan sebagai tamu yang datang dari Kota Samarinda Kalimantan Timur. Usai acara kami kembali lagi ke hotel, dan langsung keluar lagi buat cari minuman khas kota Makassar yakni “ Sarabba’” 


yang berlokasi di jalan Sungai Cerekang. Setelah tubuh terasa hangat minum sarabba’ langsung balik ke hotel untuk istirahat.

Keesokan harinya Kamis, 11 April seperti biasa pihak hotel menyiapkan sarapan pagi (breakfast) habis sarapan pagi langsung menuju ke lantai 15 hotel dimana disiapkan pasilitas kolam renang lengkap dengan kolam air panas dan air dingin (Jakusi) dan sauna karena posisinya di lantai 15 jadi pemandangan seluruk kota Makssar kelihatan dari kejauhan tampak daerah Tanjung Bungan lokasi Trans Studio Makassar sampai daerah Pelabuhan bongkar muat Peti Kemas.




Setelah berenang dan bersauna sayapun berkemas-kemas merapikan pakaian masik ke tas ransel dan keluar ingin menikmati satu lagi makanan khas di Kota Makassar yakni “Palbas” alias “Pallu Basa” yang berlokasi di Jalan Serigala,


kemudian  ke tempat keluarga di panakkukang dan ke sebuah Toko yang menjual pakaian yang saya senang belanja baju bila ke Makassar terletak di jalan Somba Opu. Kembali ke hotel untuk chek out.
Akhirnya sayapun hari ini Kamis, 11 April 2013 menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tapi sebelumnya singgah dulu di jalan Andalas salahsatu warung yang menyuguhkan makanan khas lagi yaitu “Es Pisang Ijo” ditambah dengan “Jalang Kote’ , waw lengkap sudah perjalanan singkatku ke Makassar walaupun baru seberapa yang kunikmati khususnya makanan khasnya, 



tapi saya sudah merasa cukup puas tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tepat jam !6’30 Pesawat pun membawaku balik ke Kota Balikpapan dan langsung menuju ke Kota Samarinda untuk kembali berkumpul lagi bersama keluarga tercinta. 




Jumat, 05 April 2013

Catatan Sejarah Samarinda


Catatan Sejararah Samarinda

-          Awang Long =panglima angkatan perang sepangan Kerajaan Koetai, yang bergelar Panglima Ario Senopati. Senopati yang bersama pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Murray.  Awang Long tewas ketika pertempuran hebat melawan  armada perang lengkap Belanda di bawah pimpinan Letnan Laut T’Hoof.

-          James Erkine Murray =  Ingin seperti James Brooke yang berhasil mendirikan kerajan di Brunai. Februari 1844 JE Murray membawa 2 kapal perang, yakni “Young Queen” yang dikemudikan Kapitan  Hart dan Kapal Perusak “Anna” dengan Nahkoda Lewis. Memasuki  wilayah Kutai, dengan mengatakan ingin menjadi raja.  Murray meminta izin Sultan Salehuddin untuk membuka kantor  perwakilan dagang di Tenggarong dan meminta monopoli perdagangan. Sultan meminta buka di Samarinda saja. Murray mengancam. Sultan melawan. Akhirnya terjadi peperangan.  Murray akhirnya tewas
.
-          Rijswijk = kawasan Jalan veteran Jakarta. Di kawasan ini dulu ada Hotel der Nederlanden, kini menjadi gedung Bina Graha Jakarta.

-          J. De Haan = residen Belanda di Banjarmasin menggantikan Van Kempen,  menjabat mulai tahun 1924-1929
-          C.J Van Kempen = residen Belanda di Banjarmasin tahun 1924.

-          Meneer = tuan
-          Abah =bahasa Banjar, artinya ayah

-          Chineescheveer straat = jalan di pusat kota di pinggir Sungai Mahakam. Dari Karang Mumus hingga Sungai Karang Asam Besar.  Perkampungan China di Jalan Pelabuhan dan di sekitar Kampung Karang Mumus.
-          Kampung Bandjar = berada di  wilayah utara Wilhelmina Laan, yang membujur dari selatan ke utara atau sepanjang Karang Mumus Straat dan Bandjar Straat.

-          Kasirun =seorang guru di HIS milik Hindia Belanda, yang kemudian memilih menjadi kepala sekolah Neutrale School,  karena memiiki kebebasan menanamkan jiwa kebangsaan kepada anak didiknya.

-          NV Handel Maatshappi Borneo Samarinda (HBS) = perusahaan perdagangan  ekspor-impor yang didirikan pedagang-pedagang suku Banjar. Perkampungannya dinamakan kampung HBS, yang letaknya di sekitar BRI sekarang. Persekutuan dagang ini selain menyaingi pengusaha-pengusaha dagang Belanda dan China, tokoh-tokohnya juga bergerak di bidang pergerakan kemerdekaan dan da’wah Islam.

-          Penginapan Nam Yang = terletak di perkampungan China, sekarang di sekitar Jalan Pelabuhan. Di dekat penginapan Nam Yang ada pula penginapan Swan Yang.

-          Paal Arang = Seperti kata Samarinda, berasal dari bahasa Banjar Samarendah kemudian menjadi Samarindah (logat Banjar), Paal Arang berarti batas arang (orang Banjar suka menyebut batas dengan Paal), hingga menjadi nama Palaran salah satu kecamatan di Samarinda.

-          Surat Kabar “Persatoean” =  surat kabar yang pertama kali terbit di Samarinda. Directeur(pemimpin umum) dan hoof redacteur (pemimpin redaksi)  Sayuti Lubis dari Tapanuli, yang juga aktivis Sjarikat Islam Cabang Samarinda.  Beberapa kali  “Persatoean” mau di Bredel  Hindia Belanda.   Akhirnya dibredel juga, karena dua tulisan dinilai menghasut  dan menghina pemerintah Hindia Belanda. 22 Desember 1928, di depan lanraad (pengadilan) Sayuti Lubis dijatuhi  hukuman penjara dua tahun empat bulan. Sayuti banding, hukumannya diperingan lima bulan dan menjalani hukuman di penjara Cipinang.

SARUNG SAMARINDA SEMAKIN MEMUKAU




Samarinda, 04 April 2013

Pada  saat  kami  menghadiri  undangan  dari pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur untuk hadir dalam acara pembukaan Lomba Teater Monolog di Taman Budaya Kamis, tanggal 04 April 2013, tiba-tiba Hand Phone Kepala Bidang berdering yang pada intinya isi pesan telepon tersebut “bahwa pesan Bapak Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kominfo Kota Samarinda segera ke Rumah Jabatan Walikota Samarinda jemput crew salahsatu Stasiun Televisi Swasta Nasional (Kameraman dan Reporter) untuk meliput lokasi Kampung Tenun Sarung Samarinda di Samarinda Seberang”.

Setelah menjemput crew yang dimaksud langsung saja kita menuju ke Samarinda Seberang tepatnya ke Jalan Pangeran Bendahara di samping  Rumah Cagar Budaya (Rumah Tua) yakni di Gang Pertenunan. Menyusuri yang namanya Gang Pertenuanan ternyata sepanjang gang tersebut berjejer rumah yang yang rata-rata rumah terbuat dari kayu dan pagarnya dicat dengan cat motif sarung samarinda dan disetiap rumah pasti ada alat tenun konvensional beserta penenunnya yang lagi menenun.

Berbagai corak tenun sarung samarinda dapat kita lihat dan sangat cantik, pantas saja sarung samarinda ini sangat terkenal baik di negara kita Indonesia maupun sampai ke Manca Negara seperti negeri jiran Malaysia dan bahkan sampai ke kawasan negara Timur Tengah.

Saat ini Pemerintah Kota Samarinda telah mencanangkan kepada seluruh Perangkat Satuan Kerja Perangkat Daera (SKPD) untuk memakai seragam corak Sarung Samarinda setiap hari Kamis dan Jumat , sehingga bila hari Kamis pastinya kita akan melihat para aparat Pemerintah kota Samarinda memakai seragam Sarung Samarinda. Pada saat peliputan oleh crew TV Swasta Nasional mengambil aktifitas para penenun dan pas singgah di satu rumah penenun, ternyata ada rombongan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda yang ingin memesan untuk seragam di Dinasnya.

Itulah salah satu bentuk kepedulian dan komitmen  Bapak Walikota Samarinda untuk melestarikan nilai Sejarah, Budaya terutama Sarung Samarinda yang dijadikan Baju Khas Kota Samarinda. Semoga Sarung Samarinda tetap berkilau.